RSS

Situ Gintung…Antara Bencana dan Pariwisata

30 Mar

Matahari bahkan belum terbit, ketika sebuah danau buatan di daerah Tangerang yang seara geografis sangat-sangat dekat dengan daerah Jakarta Selatan jebol dan menumpahkan isinya bagaikan sebuah “tsunami mini” ke daerah lingkungan sekitarnya pada hari Jum’at dini hari yang membuat seluruh bangsa Indonesia terhenyak…….lagi…….

Dalam sekejap, satu-satunya surga hijau yang penuh dengan air di wilayah Ciputat ini menjadi neraka….

Menanggapi Musibah Situ Gintung ini, kebanyakan pendapat mengatakan bahwa ini adalah murni kelalaian pemerintah. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa musibah ini karena sang penunggu Situ Gintung minta tumbal, halahhhhhhhhhh…..

Tapi ada juga yang berpendapat agar Danau Situ Gintung tidak kembali dibendung dan diperbaiki, akan tetapi lebih baik diurug dan dikeringkan saja dengan berbagai macam pertimbangan, gimana???

Tapi ada satu hal yang menarik perhatian saya dan sudah saya prediksi sebelumnya, yaitu apakah bencana ini akan menjadi obyek wisata tambahan? ternyata asumsi saya benar karena Situ Gintung saat ini bagaikan tempat pariwisata dadakan yang sangat menarik bagi setiap orang. Pake acara foto-foto n rekam-rekam segala, bahkan kalo beruntung anda bisa mendapatkan ikan yang besar dan bergizi buat lauk makan dirumah. Jadi alih-alih membantu tim SAR dan relawan mencari korban yang belum ditemukan,para wisatawan kita ini malah mencari ikan. F**k!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

dan yang lebih parah lagi, sempat-sempatnya ada Caleg dan partai politik yang menggunakan even musibah Situ Gintung sebagai ajang mencari muka dan dukungan popularitas.fyuh….

Deja vu…..

Saya seperti ingat akan sesuatu, sebuah kondisi dan keadaan yang pernah saya alami sendiri, kapan ya????

…..ups, waktu Yogyakarta kena gempa 26 Mei 2006. Ketika itu saya ingat betapa saya dan banyak teman relawan lain ngamuk-ngamuk ndak karu-karuan karena banyak wisatawan domestik dadakan yang entah dari mana asalnya datang ke Yogyakarta hanya untuk melihat-lihat dan menikmati pemandangan saudara-saudara mereka yang sedang sengsara…… terkutuklah dan membusuklah mereka di neraka….saya juga masih benar-benar ingat betapa banyak teman-teman yang mengumpat dan bersumpah serapah sembari berdoa agar bila terjadi gempa lagi biarlah mereka tertimpa tembok rumah yang ambruk dan mati seketika….kemudian jadi tontonan orang banyak….

dan masih jelas terpatri diingatan, 1 minggu setelah musibah gempa yogyakarta, di beberapa daerah Bantul n Imogiri sana banyak spanduk yang dipasang oleh para penduduk yang bertuliskan “Kami bukan tontonan” ato “Daerah gempa bukan tempat wisata”  berdampingan mesra dengan tulisan “Pemulung masuk MATI” ato “Maling tertangkap MATI” 😛

pindah ke dimensi ruang dan waktu yang lain, saya kembali teringat dengan bencana tsunami di Aceh, ketika betapa rakyat aceh akhirnya menjadi sangat sensitif dengan banyaknya pendatang yang berkedok LSM atau bala bantuan dari negeri antah berantah yang mereka anggap hanya mengeksploitasi musibah yang mereka alami…….

Terakhir, pernah “main-main” ke Lokasi Lumpur Lapindo??? siapkan banyak uang receh, karena anda akan menghabiskan persediaan uang kecil disana, juga siapkan kamera sendiri karena berfoto dengan jasa foto disana akan membuat anda mengelus nana dada….

Saya jadi ingat akan tulisannya Emha Ainun Nadjib yang mempertanyakan apakah sikap empati bangsa ini terhadap sesamanya sudah hilang? atau memang mereka dan kita semua melakukan itu sebagai sebuah persiapan mental apabila suatu saat kita yang berada dalam posisi mereka juga HARUS mau diperlakukan sama? pasrah dan tawakkal dijadikan sebagai tontonan yang tidak berdaya?

Yang paling penting sekarang, kita berdoa semoga para korban mendapatkan kekuatan, dan kita masih tetap mau mengulutkan tangan untuk meringakan penderitaan mereka….

Bukan begitu teman????

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 30 Maret 2009 inci Uncategorized

 

Tinggalkan komentar